Konfigurasi routing
secara umum terdiri dari 3 macam yaitu :
Minimal Routing
Dari namanya dapat diketahui bahwa ini adalah konfigurasi yang
paling sederhana tapi mutlak diperlukan. Biasanya minimal routing dipasang pada
network yang terisolasi dari network lain atau dengan kata lain hanya pemakaian
lokal saja.
Static
Routing
Konfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam network
yang hanya mempunyai beberapa gateway, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3.
Static routing dibuat secara manual pada masing-masing gateway. Jenis ini masih
memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil. Stabil dalam arti kata jarang down.
Jaringan yang tidak stabil yang dipasang static routing dapat membuat kacau
seluruh routing, karena tabel routing yang diberikan oleh gateway tidak benar
sehingga paket data yang seharusnya tidak bisa diteruskan masih saja dicoba
sehingga menghabiskan bandwith. Terlebih menyusahkan lagi apabila network
semakin berkembang. Setiap penambahan sebuah router, maka router yang telah ada
sebelumnya harus diberikan tabel routing tambahan secara manual. Jadi jelas,
static routing tidak mungkin dipakai untuk jaringan besar, karena membutuh
effort yang besar untuk mengupdatenya.
Dynamic Routing
Dalam sebuah network dimana terdapat jalur routing lebih dari
satu rute untuk mencapat tujuan yang sama biasanya menggunakan dynamic routing.
Dan juga selain itu network besar yang terdapat lebih dari 3 gateway. Dengan
dynamic routing, tinggal menjalankan routing protokol yang dipilih dan biarkan
bekerja. Secara otomatis tabel routing yang terbaru akan didapatkan.
Seperti dua sisi uang, dynamic routing selain menguntungkan juga sedikit
merugikan. Dynamic routing memerlukan routing protokol untuk membuat tabel
routing dan routing protokol ini bisa memakan resource komputer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar